Jelajah Ekonomi Desa 2023: Kemandirian Ponggok Mengalir dari Mata Air
Hari masih pagi, namun Sri Mulyono sudah menyisir pinggir kolam
renang yang berukuran 50 x 25 meter. Airnya dingin dan jernih, berisi
ribuan ikan, yang kebanyakan ikan nila, menari-nari di atas mata air nan
jernih. Kolam renang itu adalah Umbul Ponggok, yang berjarak sekitar
500 meter dari Balai Desa Ponggok, Kabupaten Klaten Jawa Tengah.
Aktivitas
Sri di Umbul Ponggok sudah berjalan lebih dari satu dekade. Saat ini,
dia adalah Koordinator Lapangan Wisata Umbul Ponggok. Desa ini sempat
menjadi buah bibir lantaran wisata mata airnya viral di media sosial.
Dalam
sehari, ribuan pengunjung pernah memadati kolam renang Umbul Ponggok.
Salah satu tujuannya adalah: berswafoto di dalam air. Ini menjadi ciri
khas dan keunggulan Umbul Ponggok.
Dulu, sebelum tahun 2009,
masyarakat kebanyakan tidak mengenal Umbul Ponggok. Desa Ponggok adalah
desa paling miskin di Kecamatan Polanharjo, Klaten. Dari 18 desa di
Polanharjo, Ponggok menempati urutan paling buncit alias terbelakang.
"Ponggok adalah desa paling miskin, bahkan sangat miskin," ungkap Sri,
kepada KONTAN, akhir Januari 2023.
Sebelum viral dan menjadi
destinasi wisata unggulan di Klaten, Umbul Ponggok memang tak terawat,
hanya menjadi wadah bagi warga setempat cukup baju, hingga memandikan
hewan ternaknya.
Dari sini, ada keinginan masyarakat yang diserap
oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Pemerintah Desa Ponggok.
Masyarakat Ponggok ingin desanya maju dan tidak terbelakang. Oleh karena
itu, aparat desa bersatu untuk membikin konsep agar desa ini bisa
terlepas dari kemiskinan.
Junaedhi Mulyono, Kepala Desa Ponggok,
adalah salah satu sosok di balik perubahan besar desa berpenduduk lebih
dari 2.200 jiwa itu. Dia mulai menjabat kepala desa pada tahun 2007.
Kala itu, pendapatan asli desa (PAD) Ponggok hanya sebesar Rp 17 juta
per tahun. Penghasilan itu berasal dari pemanfaatan tanah kas desa.
Sebelum
terpilih memimpin pemerintahan desa, Juned -- begitu Junaedhi karib
disapa, berjanji menjadikan Ponggok sebagai desa mandiri dan mampu
memberdayakan warganya.
Di masa-masa awal menjabat, Juned
mengajak aparat dan komponen desa berembuk untuk memecahkan masalah
pedesaan. Ada empat tahapan yang ditempuh, yakni pemetaan masalah dan
potensi, perencanaan pembangunan dan pengembangan desa, implementasi
atau action dan terakhir keberlanjutan program.
Dari sini,
Ponggok mengundang para stakeholder, bahkan mengajak kalangan akademisi
untuk memetakan permasalahan dan potensi Ponggok. Pemerintah Desa
Ponggok menggandeng Universitas Gajah Mada (UGM) untuk melakukan
pemetaan potensi desa setempat. Pendampingan dari UGM memakan waktu
kurang lebih tiga tahun, untuk pemetaan potensi wisata dan bagaimana
meningkatkan ekonomi masyarakat.
Bukan hanya itu, aparat Desa
Ponggok juga menggandeng ahli pertanian, perikanan dan ekonomi untuk
tujuan komersial. "Setelah pemetaan, kami menemukan potensi besar
Ponggok, yakni mata air. Oleh karena itu, kami mulai merencanakan
pengembangan wisata Umbul Ponggok," ucap Juned.
Ponggok, seperti
wilayah Klaten pada umumnya, kaya akan sumber mata air. Maka itu, Klaten
dijuluki sebagai Kota 1.001 Mata Air. Terletak di antara lekukan dua
pergunungan, yakni Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, Desa Ponggok
berlimpah mata air.
Umbul Ponggok adalah salah satu tulang
punggung warga setempat. Destinasi wisata ini dikelola secara
profesional sejak tahun 2009. Pemerintah Desa Ponggok mendirikan Badan
Usaha Milik Desa (Bumdes) bernama Tirta Mandiri. Bumdes inilah yang
bertugas mengelola sejumlah unit usaha di Ponggok, salah satunya Umbul
Ponggok.
Berbentuk persegi empat, dengan ukuran sekitar 50 meter
kali 25 meter, Umbul Ponggok memiliki kedalaman rata-rata 1,5 meter
hingga 2,6 meter. Bahkan di lokasi tertentu bisa mencapai 3 meter. Tak
sekadar menawarkan kolam dengan air super jernih, Umbul Ponggok juga
menawarkan berbagai wisata air dengan harga yang cukup terjangkau. Dari
tiket masuk, pengunjung dibanderol harga Rp 10.000 per orang di hari
Senin sampai Jumat. Sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu, harga tiket
masuk sebesar Rp 15.000 per orang.
Dengan jumlah tersebut,
pengunjung sudah bisa menikmati kesegaran air sepuasnya. Sebagian besar
pengunjung memang tak bisa berenang. Oleh karena itu, pengelola Umbul
Ponggok menyediakan fasilitas pelampung dengan harga yang terjangkau,
yaitu Rp 10.000.
Selain berenang, pengunjung bisa melakukan
snorkeling untuk melihat ikan-ikan menari di dalam dan pemandangan bawah
air Umbul Ponggok. Pengelola menyediakan alat snorkel dengan tarif sewa
Rp 15.000 dan kaki katak dengan harga sewa Rp 10.000.
Di Umbul
Ponggok, para pengunjung bisa melakukan diving, juga seawalker. Tentu
saja, pengunjung akan didampingi para profesional sehingga dijamin
keamanannya. "Kami didukung SDM yang memang khusus melakukan pengawasan
di air maupun di darat. Tim ini sudah mendapatkan sertifikasi," ucap Sri
Mulyono.
Bukan hanya aktivitas air, pengunjung bisa mengabadikan
momen di dalam air karena Umbul Ponggok menyediakan fasilitas foto dan
video. Ada beberapa properti yang dapat dimanfaatkan para pengunjung,
seperti meja dan kursi, sepeda, maupun sepeda motor. Seolah-olah, para
pengunjung melakukan aktivitas di bawah air.
Hendrik, Direktur
Umbul Ponggok mengungkapkan, destinasi wisata ini berhasil mengantongi
sekitar Rp 4 miliar dalam setahun terakhir. Pendapatan ini dihasilkan
dari jumlah kunjungan masyarakat rata-rata 15.000 hingga 20.000
kunjungan per bulan.
Sebenarnya, jumlah ini sudah menyusut
dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Puncak kunjungan ke Umbul Ponggok
terjadi pada tahun 2016. Kala itu, tingkat kunjungan menembus 500.000
per tahun. Pendapatan dari Umbul Ponggok bisa mencapai Rp 8 miliar
hingga Rp 9 miliar per tahun.
Dengan pengelolaan Umbul Ponggok
yang lebih baik, Sri Mulyono mengaku ini memberikan dampak signifikan
bagi masyarakat sekitar objek wisata, termasuk keterlibatan pelaku usaha
mikro kecil menengah (UMKM).
Saat pengembangan Umbul Ponggok,
masyarakat terlibat dalam pembangunan lahan parkir, bangunan, kios-kios,
pengadaan meja dan kursi, jaringan air bersih serta penerangan.
Para
pelaku UMKM juga mendapatkan lahan untuk berjualan, seperti makanan dan
minuman. Banyak juga yang menyewakan peralatan berenang dan pakan ikan.
"Kami bimbing, karena kami memiliki tanggung jawab menerpakan pelayanan
masyarakat saat ada wisatawan yang datang," tutur Sri.
Bumdes
Tirta Mandiri tak hanya mengelola Umbul Ponggok. Ada sedikitnya 11 unit
usaha lain yang mereka kelola. Ada Ponggok Ciblon yang sedang
direvitalisasi dan akan bersalin nama menjadi Ponggok Paradiso. Ada pula
kegiatan Studi Desa, Toko Desa, Homestay, juga Balai Ekonomi Desa.
Selanjutnya, BumDes Tirta Mandiri akan mengelola Umbul Besuki dan Umbul
Sigedang-Kapilaler. Saat ini, aset tersebut masih dikelola oleh Kelompok
Sadar Wisata (Pokdarwis) di level Kelompok Kerja (Pokja).
Dengan
berbagai potensi tersebut, Bumdes Tirta Mandiri berhasil mengelola dana
hingga Rp 16 miliar. Kontributor utamanya adalah Umbul Ponggok. Bumdes
menyerahkan sekitar 40?ri laba bersih sebagai pendapatan asli desa
(PAD) Ponggok.
Sedang 60?ri laba bersih diputar lagi untuk
berbagai kebutuhan, seperti pembiayaan internal, biaya operasional,
hingga pengembangan bisnis ke depan. Desa Ponggok juga turut
berkontribusi bagi pembangunan nasional, melalui setoran pajak. "Dalam
setahun, kami menyetor berbagai pajak (PPh, pajak air, pajak keramaian)
hingga mencapai Rp 400 juta," tutur Juned.
Kemandirian desa
Kades
Juned menjelaskan, keberhasilan Ponggok mengelola mata air juga akan
dikembalikan lagi kepada warga setempat. Ini merupakan komitmen dan
janji Pemerintahan Desa Ponggok.
Salah satu program kerja yang
sampai saat ini dijalani Desa Ponggok adalah program satu rumah satu
sarjana. Kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen Ponggok
mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat desa.
Juned
menjelaskan, sebagian besar tingkat pendidikan warga Ponggok memang
rendah. "Dulu kami cuma punya enam orang sarjana. Oleh karena itu,
Ponggok bercita-cita untuk menyiapkan generasi yang kuat. Maka itu, kami
menjalankan program 1 rumah 1 sarjana," ungkap dia.
Dari program
1 rumah 1 sarjana, Pemerintah Desa Ponggok memberikan beasiswa kepada
67 warganya yang saat ini sedang berkuliah. Dari pundak merekalah, masa
depan Ponggok tercipta.
Setiap mahasiswa warga Ponggok yang
memiliki indeks prestasi kumulatif (IPK) di bawah 3, maka akan
mendapatkan beasiswa senilai Rp 300.000 per semester.
Sedangkan
bagi mereka yang mencatatkan IPK di atas 3, akan mendapatkan beasiswa
senilai Rp 500.000. "Tidak kaya, tidak miskin, semua mahasiswa
mendapatkan bantuan. Ini komitmen kami," ungkap Juned.
Namun
aparat Desa Ponggok tidak mau cuma-cuma mengucurkan beasiswa tersebut.
Namun prosedur dan persyaratannya cukup mudah. "Mereka harus mau menjadi
marketing desa, bantu Desa Ponggok melakukan komunikasi dengan
masyarakat luas, bisa di medsos, website dan lain-lain," ucap Juned.
Berkah
pendapatan dari Umbul Ponggok juga menyebar ke masyarakat tak mampu.
Bagi warga Ponggok yang belum bisa mengakses kesehatan atau memiliki
kartu BPJS Kesehatan, maka aparat Desa Ponggok akan menanggungnya. "Ada
hampir separuh dari warga Ponggok yang asuransi BPJS-nya kami bayarkan,"
imbuh Juned.
Desa Ponggok yang lebih dari satu dekade terakhir
terbelakang, kini sudah menjadi desa unggulan. Bahkan, banyak desa-desa
lain di Indonesia yang bertandang ke Ponggok hanya untuk belajar
bagaimana desa ini bisa bangkit dari keterpurukan.
Berdasarkan
data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
Ponggok berstatus Desa Maju dengan skor Indeks Desa Membangun (IDM)
tahun 2022 sebesar 0,8102. Ponggok berada di peringkat 7.072 dari total
74.955 desa yang tersebar di Indonesia. Disokong Umbul Ponggok, PAD
Ponggok kini bisa menembus Rp 1 miliar per tahun, dari sebelumnya yang
hanya Rp 17 juta per tahun.
Kiprah Kades Juned mendapat pengakuan
banyak kalangan. Pada November 2018, Desa Ponggok mendapatkan
penghargaan sebagai Desa Inspiratif Versi Kemendes.
Juned banyak
diundang berbagai pihak untuk berbagi pengalaman. Memimpin Ponggok
selama tiga periode, Juned terus menularkan ide dan terobosannya dalam
membangun kemandirian desa.
Popular Comments